Selasa, 25 September 2012

Definisi, Pengertian dan Macam Majas

Diposting oleh Pipit di 03.06 0 komentar
Definisi, Pengertian & Contoh Majas Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.

Contoh Majas Elipsis :
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... . (Majas Elipsis)

Definisi, Pengertian & Contoh Majas Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. 
Contoh Majas Metonimia :
Pena lebih berbahaya dari pedang. (Majas Metonimia)

Definisi, Pengertian & Contoh Majas Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. 
Contoh Majas Persamaan atau simile :
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus. (Majas Persamaan atau simile)

Definisi, Pengertian & Contoh Majas Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. 
Contoh Majas Metafora :
Perahu itu menggergaji ombak. (Majas Metafora)

Kamis, 19 Juli 2012

A Story

Diposting oleh Pipit di 08.06 0 komentar

The atheist professor of philosophy pauses before his class and then asks one of his new students to stand.
'Do you believe in God?'
'Absolutely.'
'Is God good?'
'Sure! God's good.'
'Is God all-powerful? Can God do anything?'
'Yes'
He considers for a moment. 'Here's one for you. Let's say there's a sick person over here and you can cure him. You can do it. Would you help him? Would you try?'

Rabu, 18 Juli 2012

Memilih Warna

Diposting oleh Pipit di 07.25 0 komentar
Kamu Biru atau sedang Kelabu? Abu-abu atau malah Merah Jambu ?

Dengan mana saja yang kau pilih... selalu ada cerita di sebuah senja, persimpangan, pelabuhan, di terminal, jalan raya, belokan, dan sekedar sapaan...

Di kesempatan, di kebetulan, di loncatan takdir, di bagian yang mungkin tidak pernah terpikir

Di sebuah ucapan selamat datang, sore, sampai jumpa, atau dalam hening tatapan...
Kau memilih warna, dan bermain dengan gelombangnya.

Sekedar goresan atau emosi yang baru dikenal, dimaknai.
Mereka bilang itu sensasi.

Selasa, 03 Juli 2012

Setapak

Diposting oleh Pipit di 12.11 0 komentar
Dimulai dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim :) 

Alhamdulillaaah...

Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana :) kita tidak akan pernah tahu maksud dari semua rencana yang dibuat, ditetapkanNya. Tapi satu hal yang pasti dari semua rencana Allah adalah, Ia tidak akan pernah sekalipun berniat untuk menganiaya kita.
Semua rencana sempurnaNya adalah wujud cinta yang bahkan kita mungkin tidak bisa menjangkaunya.

Cahaya di Atas Cahaya. Sang Maha Cinta.

Allah itu dekat, dan sesuai perasangka hambaNya. Dan saya senang membayangkan Allah sebagai suatu "cahaya" indah tak terdefinisi, dekat, di "depan mata", pemberi kedamaian, dengan "senyuman mempesona" yang siap "dipeluk".

Kamis, 24 Mei 2012

Sekilas

Diposting oleh Pipit di 22.25 0 komentar
Ini bukan cerita pendek  juga bukan dongeng, ini adalah kisah nyata, yang datangnya puluhan ribu tahun sekali. Saya datang bukan karena kesengajaan, dan senang bisa berhadapan dengan kenyataan, kemudian mulai bercerita. 

Saya akan memulai bercerita tentang hidup yang mengagumkan dan pembelajaran yang pada akhirnya harus saya hadapi, walau terkadang ada saatnya saya lalai, luput dan bahkan lupa pernah menghadapi soal yang sama. 

Senin, 07 Mei 2012

Orang Tua dan Anak

Diposting oleh Pipit di 07.37 0 komentar
Tidak ada yang mengatakan bahwa menjadi orang tua adalah perkara yang mudah, tapi juga bukan berarti tidak bisa.
Tidak ada juga ilmu yang mengajarkan bagaimana menjadi orang tua secara kontekstual. Kebanyakan diajarkan turun menurun dan disesuaikan, sebagaian lagi percaya bahwa menjadi orang tua adalah fitrah, dan akan 'menjadi' begitu saja ketika dihadapkan pada kondisinya.

Peran Ayah dan Ibu yang bekerjasama membangun dan meneguhkan anak adalah poin penting bagaimana orang tua semestinya.
'kehilangan' salah satu figur dari orang tua sedikit banyak berpengaruh, ada yang kurang, ada perbedaan...
kehilangan di sini bukan berarti tidak ada, namun lebih dari itu, 'ada tapi tidak hadir'.

Sabtu, 05 Mei 2012

Tulus :)

Diposting oleh Pipit di 10.42 0 komentar

Aku patung, mereka patung
Cangkir teh hangat namun kaku dan dingin
Meja-meja kayu mengkilap
Wajahmu dibasahi air mata yang dilukis

Tubuh kaku tidak bergerak
Ingin hapus air matamu tapi aku tak bisa
Patung-patung kayu mengkilap
Pikiran mereka kosong memikul peran

Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia
Tapi kita dalam diorama
Harusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarah
Tapi kita dalam diorama

Diorama, diorama

Rabu, 02 Mei 2012

Aku dan Mereka :)

Diposting oleh Pipit di 10.05 0 komentar
Mereka-mereka ini adalah teman, sahabat, sekaligus saudara bagi saya...


Dari kiri ke kanan...
Chika - Aji - Dee - Pipit - Uti - Mutia - Prima - Abhel


Ada canda, riang, tawa, semangat yang kami tebarkan :D

Jumat, 30 Maret 2012

Maliq & D'Essentials - Penasaran

Diposting oleh Pipit di 11.40 0 komentar

Kau bertanya mengapa kita terus berjalan
Mencoba pertahankan meski ku tahu ada yang salah
Benarkah ini hanyalah penasaran cinta

Ku denganmu selalu jadi pertanyaan
Tanpa sebuah jawaban, tanpa cinta
Dirimu dan aku tlah banyak buang waktu
Trus mencari jawaban cinta

Sabtu, 04 Februari 2012

Jeng-jeng Kembali

Diposting oleh Pipit di 06.54 1 komentar
Dunia ini baru bagi Jeng-jeng... Tak ada lagi tali, tak ada lagi bayangan, ia berjalan sendiri, tak ada lagi Kebo.
Sekalipun hal ini yang diinginkan Jeng-jeng, tapi hatinya tak sepenuhnya merestui.
"mungkin belum terbiasa" Jeng-jeng membela diri.

Ini adalah hari ke 200sekian Jeng-jeng berjalan sendiri.

Di depan Jeng-jeng, hamparan luas ilalang setinggi lutut, sinar matahari membuat gambaran semakin dramatis.
Tak ada dramatisasi melebihi pandangan mata.
Jeng-jeng tersenyum dan melanjutkan langkah.
Sejenak dalam sesekali langkahnya, Jeng-jeng membayangkan bagaimana reaksi Kebo ketika tahu Jeng-jeng tak lagi ada, meninggalkannya sendiri bahkan tanpa kata perpisahan.
"Kebo pasti sedih... ah akan lebih baik jika ia marah"

 

@aku_pipit Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea