Senin, 07 Mei 2012

Orang Tua dan Anak

Diposting oleh Pipit di 07.37
Tidak ada yang mengatakan bahwa menjadi orang tua adalah perkara yang mudah, tapi juga bukan berarti tidak bisa.
Tidak ada juga ilmu yang mengajarkan bagaimana menjadi orang tua secara kontekstual. Kebanyakan diajarkan turun menurun dan disesuaikan, sebagaian lagi percaya bahwa menjadi orang tua adalah fitrah, dan akan 'menjadi' begitu saja ketika dihadapkan pada kondisinya.

Peran Ayah dan Ibu yang bekerjasama membangun dan meneguhkan anak adalah poin penting bagaimana orang tua semestinya.
'kehilangan' salah satu figur dari orang tua sedikit banyak berpengaruh, ada yang kurang, ada perbedaan...
kehilangan di sini bukan berarti tidak ada, namun lebih dari itu, 'ada tapi tidak hadir'.

Menjadi anak-anak adalah salah satu masa dimana hal-hal baru tentang kehidupan bertubi-tubi hadir.
Rasa ingin tahu, perkenalan dengan hidup, menemukan hal-hal baru, keanehan hingga hal yang dianggap luar biasa.
Semua peristiwa seakan dibeber di depan mata tanpa ada batas 'sensor' dan dengan segala 'keterbatasan kapasitas fungsi' segala bidang.
Disinilah bagaimana seharusnya orang tua berperan, 'mengarahkan' dan menggandeng, bukan berarti menentukan jalan, sekalipun kadang diperlukan, namun lebih dari itu, memperlihatkan, memvisualisasikan bagaimana keadaan 'jalan' yang terbentang di depan mereka.

Orang terdekat yang hadir lebih banyak daripada orang lain bagi anak (seharusnya) adalah orang tua. Lebih banyak menghabiskan waktu bersama.
Kebersamaan dengan orang tua ini lebih kepada adanya interaksi, komunikasi, timbal balik, dua arah, bertukar rasa. Orang tua adalah rumah bagi anak, tempat mereka bergelayut dan menumpahkan segala apa yang dihadapinya.

Masa anak adalah periode penting dari kehidupan, karena seakan masa ini adalah pondasi bagi keberlangsungan selanjutnya.
sekalipun tidak ada jaminan jika ketika masa anak baik, maka selanjutnya baik.
Tapi bukan itu poinnya, apa yang 'diberikan' orang tua pada masa anak akan membekas, karena bayangkan saja itu adalah goresan-getaran pertama yang mereka kenali dan rasakan.
Goresan-getaran pertama sebelum mereka menemukannya pada diri orang lain, di dunia di luar orang tua.

Seperti yang kita ketahui, bahwa yang pertama itu akan selalu 'bertahan', mungkin akan lupa bagaimana peristiwa berlangsung, namun apa yang dirasakan, emosi-emosi akan tetap ada, tersimpan.

Saya adalah salah satu orang yang berkeyakinan, jika terjadi masalah pada anak, entah anak yang dilabel "nakal" bahkan "bermasalah" di sana-sini, aspek ini-itu, diluar fungsi organis, saya meyakini, bahwa yang pertama dilihat adalah orang tua.
Bagaimana orang tua memperlakukan, interaksi, bagaimana cara orang tua menyampaikan...
orang tua mempunyai andil yang besar dalam terjadinya hal-hal yang berkaitan dengan anak.

Sekalipun demikian, jika saat ini dihadapkan pada situasi 'punya anak', saya juga ga yakin kalo bisa menerapkan bagaimana seharusnya menjadi orang tua, karena memang ga mudah :'''D

Tapi semakin ke sini semakin saya tahu, semakin saya mau untuk belajar bagaimana memposisikan diri di hadapan anak.
Seperti yang lain, saya mau belajar, dan saya mau jadi ibu bagi anak-anak saya nanti.
Dan saya yakin pada dasarnya, kita, manusia, pasti juga bercita-cita demikian, memberikan hati-cinta untuk generasi selanjutnya, sang pembuat peradaban baru :)


Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." 
(HR. Aththusi).


Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).


Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. 
(HR. Bukhari dan Muslim)





0 komentar:

 

@aku_pipit Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea